top of page

Komponis Kecil

  • Writer: indahsalimin
    indahsalimin
  • Mar 22, 2018
  • 1 min read

ree

Sebagaimana tertulis pada pangantar, memang benar bahwa buku ini kuno, tapi tetap segar. Buku yang bermula dari kumpulan cerita pendek dan pertama kali terbit secara utuh pada tahun 1963 ini, berkisah soal Henki, anak Kampung Kebon Jahe yang hidup dalam latar kemiskinan dan sengsara perang revolusi dan menemukan selingan cerah dalam nasibnya yang mendung, dari alat musik bernama biola. Biola ini didapatnya dari Meneer Kleber, seorang pemusik Austria, yang suatu ketika ditemuinya di makam saat mengais tambahan rezeki sebagai pengantar kembang. Buku ini bisa dibaca anak-anak, tapi menarik juga buat orang dewasa. Untuk anak-anak, banyak hal yang bisa membakar semangat dan hal baik, seperti kegigihan, bakti kepada orang tua, dan kepercayaan pada diri sendiri. Buat yang dewasa, dari buku ini bisa kita saring pengetahuan soal kira-kira kondisi negara kita pada zaman perang revolusi. Baris-baris yang ditulis Soesilo Toer, mungkin halus tapi juga cukup mengiris, seperti "... apa arti sekolah pada zaman perang? Pengetahuan tidak dipakai ketika orang berbunuhan. Membunuh tidak perlu menjabarkan angka-angka di papan tulis. Namun perut kosong perlu dipecahkan dengan cara mengisi. Henki memilih jalan yang tepat; berhenti sekolah untuk tidak berhenti hidup."

Ditambah sedikit 'bocoran' dari penulis bahwa buku ini merujuk pada sejarah hidup pemain biola legendaris, sungguh, membaca buku ini asyik dan tak terasa tiba-tiba habis. Sangat layak laris.

Komentarze


Join my mailing list

© 2018 by Indah Salimin

bottom of page